
Jakarta, Selular. ID â Brand smartphone Infinix dan Xiaomi baru-baru ini menjadi pancaran. Pasalnya, kedua perusahaan smartphone ini beberapa hari dengan lalu berseteru setelah keduanya saling sindir di jalan sosialnya masing-masing.
Perseteruan itu bermula kala Poco Indonesia mengunggah postingan di laman Instagram resminya yang membandingkan keunggulan Poco M3 dengan ponsel âEntry-Levelâ kompetitor lain yang diberi tulisan âHot 10sâ, yang barangkali merujuk pada Infinix Hot 10s.
Tak tinggal diam, kaum hari berikutnya, akun Infinix Indonesia membalas sindiran itu dengan mengunggah postingan serupa. Seperti unggahan di Instagram Poco Indonesia, Infinix memposting sebuah poster dengan didalam nya terdapat gambar smartphone Hot 10s dengan disandingkan dengan gambar kondisi ponsel beserta titik berat âKatanya Jawaraâ, dan terlihat tulisan samar â9Tâ pada background keseluruhan poster.
Melihat dari poster tersebut, kuat kemungkinan bahwa ponsel yang dimaksud Infinix ialah Xiaomi Redmi 9T. Kemudian berkat komporan sejak satu diantara netizen, akhirnya kias panas Infinix tersebut datang ke telinga Bos Xiaomi, Alvin Tse.
Alvin nampak panas bergairah dan menyebut bahwa unggahan itu âsangat buruk dan menyesatkanâ. Alvin juga mengatakan bahwa pihaknya memiliki sahih untuk membawa masalah itu ke kementerian karena iklan Infinix yang dianggap mencemplungkan.
Baca selalu: Ini Hikmah yang Bisa Dipetik dari âKonflikâ Infinix Vs Xiaomi
Deretan âPerang Sindirâ Antar Brand Smartphone
Tahu dari perseteruan Infinix & Xiaomi di Atas, sejatinya persoalan seperti ini kerap kali terjadi antara beberapa vendor smartphone. Jika kita refleksi informasi terdahulu, telah ada contoh beberapa laga sindir antara brand smartphone, salah satunya yang prima pada tahun 2019 silam, brand smartphone Samsung mencuaikan media sosial Weibo menyindir brand smartphone Huawei dengan mengunggah poster berisi sindiran yang meperlihatkan bahwa skor DxOMark Samsung Galaxy S10 Plus lebih besar sebab smartphone Huawei P30 Memihak untuk sektor kamera sempurna dan kamera depannya.
Lalu, masih di tahun 2018, contoh berikutnya ada Huawei yang menyindir Apple dan Samsung. Masa itu, Huawei memanfaatkan kesimpulan otoritas kompetisi Italia, dengan menilai Apple dan Samsung sengaja menurunkan performa supaya pengguna memperbarui software ponsel.
Setelah berita tentang keputusan dari otoritas kompetisi Italia itu, Huawei tepat mengunggah sindiran di laman Twitter resminya, yang sekali lalu untuk mempromosikan smartphone terbarunya pada saat itu, yaitu Mate 20.
âKami tidak akan menurunkan performa ponsel untuk memaksa upgrade . Kami bangga #HuaweiMate20Pro #BornFastStaysFast, seperti smartphone kami yang lain. #NeverSlowDown, â begitulah kicau Huawei.
Kemudian contoh dengan terakhir, pada tahun cerai-berai, Samsung menyindir Apple dengan menyudutkan smartphone terbarunya, yaitu iPhone 12. Melalui laman resmi Facebook nya, Samsung menyinggung terkait iPhone 12 yang dijual tanpa charger.
Selain dari beberapa contoh yang telah disebutkan di atas, masih banyak lagi kasus-kasus sindiran lainnya antara merek smartphone jika kita menelusur lebih dalam.
Pelajaran yang Bisa âDipetikâ
Berkaca dari kasus saling sindiran antara Infinix dan Xiaomi yang baru-baru ini terjadi, serta beberapa kasus sindirian di masa lalu, sejatinya branding dengan gaya silih menyindir di dalam dunia bisnis terutama antar perusahan smartphone memang sudah menjadi tren. Tetapi terlepas dari itu semua, alangkah baiknya tetap dilakukan dengan menggunakan kode etik dan tidak menjatuhkan nilai jual daripada masing-masing smartphone tersebut, nama lain âbersaing secara sehatâ, serta biarkan netizen yang menghargai serta memilih sendiri.